Sabtu, 18 Juni 2011

MORAL ANAK BANGSA

 KEADAAN MORAL ANAK BANGSA

BAB I
A.   LATAR BELAKANG
      Pada dasarnya latar belakang saya mengangkat masalah krisis moral remaja saat ini adalah didasarkan oleh perubahan moral yang terjadi pada para remaja-remaja saat ini yang dapat kita lihat dari perubahan tingkah laku,tutur kata, cara bersikap terhadap orang yang lebih tua ,dan cara mereka menjalani masa remaja mereka.
       Kerusuhan, kekerasan, saling ejek dan berahir dengan kata-kata kotor..Sepertinya sudah jadi kebiasaan dan mendarah daging di tubuh anak bangsa saat ini.
       Uniknya kebanyakan dari pelaku kekerasan dan kerusuhan tersebut adalah orang-orang yang terdidik dan terpelajar..Yakni mahasiswa,bahkan sampai ke anggota dewan, khususnya anggota pansus.
        Menurut saya,tidak semestinya setiap masalah mesti di hadapi dengan kekerasan dan kerusuhan, sekalipun ingin demo dan berunjuk rasa, bisa juga kan dengan aksi damai.
Kebanyakan malah menimbulkan keresahan dan ketidaknyamanan masyarakat, padahal disetiap aksinya mereka selalu mengatasnamakan aspirasi dari “wong cilik“,.Dengan aksi memblokir jalan, membakar ban, bahkan melempari gedung-gedung pemerintahan dah rumah warga, bukanya itu malah merugikan pemerintah dan “wong cilik”. Tidak jarang dalam aksi mereka juga terjadi bentrokan dengan aparat yang menginginkan aksi mereka berjalan damai, hingga akhirnya timbul pembakaran-pembakaran baik itu fasilitas pemerintah, umum atau bahkan milik masyarakat (harusnya malu mengaku mahasiswa).
       Banyak anak muda sekarang, meniru budaya orang lain. Padahal belum tentu budaya tersebut cocok dengan karakter bangsa kita. Banya anak sekarang yang memiliki moral kurang baik. Moral adalah manusia yang memiliki sifat positif, sedangkan kebalikannya adalah amoral. Kita lihat anak sekarang berani membantah orang tua, berkata kasar kepada teman atau orang tua, berperilaku kasar, anak muda sekarang banyak yang melakukan freesex. Dan banyak anak muda sekarang tidak bias menyaring budaya orang lain / bangsa lain. Maka dapat diketahui bahwa salah satu faktor rusakanya moral bangsa adalah pengaruh dari budaya orang lain yang tidak bias kita saring, padahal belum tentu budaya tersebut cocok dengan krakter bangsa kita.
Pengaruh budaya lain sangat baik untuk bangsa kita namun pengaruh tersebut harus kita saring yang mana yang baik dan buruk. Lalu apakah mereka tidak bisa menyaring pengaruh budaya tersebut? Ya, bagi mereka yang terpenting itu baik menurut mereka, Padahal sebenarnya itu buruk bagi mereka. Mereka telah membuang jauh-jauh pendidikan agama dan memilih suatu hal yang baik menurut mereka, padahal itu tidak baik. Bagaimana mereka bisa berpendapat bahwa hal tersebut baik? Karena kurangnya pendidikan agama,orang tua sangat berpengaruh dalam hal ini, selain orang tua hal lain yang berpengaruh adalah dari pergaulan. Pergaulan yang baik, maka kita menjadi baik. Pergaulan buruk maka kita akan menjadi buruk
Moral anak bangsa kita sangat jatuh, ini terlihat dari banyak anak-anak yang berani membantah orang tua, berperilaku curang, berkata kasar, dan lain sebagainya. Moral bangsa kita sangat jatuh terlihat banyaknya korupsi,kolusi,bahkan nepotisme, dll.Contohnya dalam tes CPNS saja banyak orang yang pintar tapi tidak bisa menjadi PNS tapi amat disayangkan malah orang kaya yang menjadi PNS. Apakah hanya orang kaya yang berkuasa? Tentu tidak jika kita bisa memperbaiki moral generasi bangsa kedepan.

         Semakin banyaknya prilaku yang tidak bermoral yang dilakukan oleh anak-anak maupun anak muda memberikan tantangan kepada orang tua dan para pendidik akan hal ini. Semua tidak bisa menganggap remeh prilaku anak-anak yang suka bermain curang, berkata kasar kepada orang tua, dan anak muda yang suka menonton film porno. Kenapa anak memiliki moral yang tidak baik salah satunya adalah tiga faktor :
*      Keluarga,
*      Pendidikan
*      dan pergaulan yang kurang baik



BAB II
ISI
Moral  dalam bahasa latin moral= moralitas. Dalam arti umum moral adalah tindakan yang mempunyai nilai positif.. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.
 Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama.moral juga dapat diartikan sebagai sikap,perilaku,tindakan,kelakuan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman,tafsiran,suara hati,serta nasihat,dll.Oleh karena itu moral diartikan secara khusus sebagai kondisi pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk.
Moral memiliki 3 arti dasar yaitu:
1.         1. nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

     
2.           2. kumpulan asas atau nilai moral.
Seperti :Kode Etik Jurnalistik
3. ilmu tentang yang baik atau buruk.
Teori Pendidikan Nilai Moral
   
Pendidikan Nilai Moral ini didukung oleh beberapa teori perkembangan, antara lain teori perkembangan Sosial dan Moral siswa yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg dan Albert Bandura.

1. Teori Perkembangan Pertimbangan Moral Kohlberg
Lawrence Kohlberg adalah pengikut Piaget, menemukan tiga tingkat perkembangan moral yang dilalui para remaja awal, masa remaja, dan pasca remaja. Setiap tingkat perkembangan terdiri atas dua tahap perkembangan, sehingga secara keseluruhan perkembangan moral manusia terjadi dalam enam tahap. Menurut Kohlberg perkembangan sosial dan moral manusia terjadi dalam tiga tingkatan besar yaitu:
 (a) tingkatan moralitas prakonvensional, yaitu ketika manusia berada dalam fase perkembangan remaja awal, yang belum menganggap moral sebagai kesepakatan tradisi sosial
(b) tingkat moralitas konvensional, yaitu ketika manusia menjelang dan mulai memasuki fase perkembangan masa remaja, yang sudah menganggap moral sebagai kesepakatan tadisi sosial
(c) tingkayt moralitas pascakonvensional, yaitu ketika manusia telah memasuki fase perkembangan masa remaja dan pasca remaja (usia 13tahun ke atas), yang mmeandang moral lebih sekedar kesepakatan tradisi sosial.

2. Teori Belajar Sosial dan Moral Albert Bandura

Prinsip dasar belajar hasil temuan Bandura meliputi proses belajar sosial dan moral. Menurut Bandura sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan contoh perilaku (modeling). Anak mempelajari respon-respon baru dengan cara pengmatan terhadap perilaku model/contoh dari orang lain yang menjadi idola, seperti guru, orang tua teman sebaya, dan atau insan film yang setiap saat muncul di tayangan televise.
Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral siswa ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasaan merespon) dan imitation (peniruan). Proses internalisasi atau penghayatan siswa terhadap moral standarts (patokan-patokan moral) terus terjadi. Imitasi atau peniruan terhadap orang tua, guru, teman idola, dan insan film memainkan peran penting sebagai seorang model atau tokoh yang dijadikan idola atau contoh berperilaku sosial dan moral bagi siswa (generasi penerus).

Kondisi Ideal Remaja sebagai Generasi Penerus

Remaja sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran dan posisi yang strategis. Mereka merupakan harapan masa depan bangsa. Maju atau mundurnya bangsa dan  Negara ada di pundak mereka. Kalau mereka maju maka majulah Negara, tetapi kalau mereka bobrok, mundur, dan loyo, maka mundurlah Negara. Sudut pandang psikologi para remaja sebagai generasi penerus memiliki potensi yang bisa dikembangkan secara maksimal. Potensi mereka yang prospektif, dinamis, energik, penuh vitalitas, patriotism dan idealism harus dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan yang terrencana dan terprogram.
Remaja sebagai generasi penerus juga memiliki kemampuan potensial yang bisa diolah menjadi kemampuan actual. Selain itu juga memiliki potensi kecerdasan intelektual,emosi dan sosial, berbahasa, dan keserdasan seni yang bisa diolah menjadi kecerdasan aktual yang dapat membawa mereka kepada prestasi yang tinggi dan kesuksesan.Mereka memiliki potensi moral yang dapat diolah dan dikembangkan menjadi moral yang positif sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa dan Negara yang penuh dengan kejujuran, tidak korup, semangat yang tinggi dan bertanggungjawab. Potensi mereka yang prospektif, dinamis, energik, penuh vitalitas, patriotisme dan idealisme telah dibuktikan ketika jaman Pergerakan Nasional, pemuda pelajar telah banyak memberikan kontribusi dalam kehidupan berbangsa dan berNegara. Hal itu bisa terwujud apabila semua potensi mereka dikembangkan dan salah satunya adalah potensi moral. Oleh karena itu remaja sebagai generasi penerus harus diselamatkan melalui Pendidikan Nilai Moral. Sehingga harkat dan martabat bangsa bias terangkat. Kualitas hidup meningkat, dan kesejahteraan serta kenyamanan pun bisadidapat.

MORAL ANAK REMAJA
Anak remaja pada umumnya, merupakan anak yang sedang mencari jati dirinya.Yang terkadang melakukan hal-hal yang tidak biasa dilakukannya. Namun,pada zaman sekarang kebanyakan  remaja yang sedang berkembang melakukan hal-hal yang tidak memiliki moral.Seperti tidak menghargai orang tuanya dan guru-gurunya disekolah. Namun ini hanya sebagian kecilnya saja.
Padahal, seharusnya seorang anak harus memiliki moral yang baik karena para pemuda –pemudi ini yang kelak akan menjadi penerus bangsa.Moral yang harusnya dimiliki anak remaja adalah seperti berikut: berperilaku baik,melakukan kewajibannya,berbudi pekerti,dll.Namun pada  saat ini moral yang dimiliki anak remaja adalah berperilaku bejat, bermabuk-mabukan,bermain judi bahkan bermain perempuan.Hal  tersebutlah yang menyatakan bahwa anak remaja telah mengalami kemerosotan akhlak dan kerusakan moral yang memprihatinkan semua pihak.



Jatuhnya Moral

Beberapa hari belakangan ini kita mendengar adanya peristiwa bunuh diri yang terjadi di dalam keramaian. Entah kebetulan atau tidak, kebanyakan pelaku bunuh diri adalah para remaja terutama para wanita. Dan kejadian bunuh diri ini kebanyakan terjadi di beberapa pusat perbelanjaan dan juga apartemen.
Ini semua tidak lepas dari salah pergaulan yang mereka jalani. Memang tidak dipungkiri bahwa para generasi muda jaman sekarang sangat mudah terguncang jiwanya. Mereka begitu rentan terhadap sebuah kejadian yang terjadi di sekitarnya, yang mengakibatkan mereka mudah depresi. Baik itu yang berasal dari keluarga ataupun lingkungan sekitarnya.
Mungkin hal ini disebabkan oleh kehidupan generasi muda zaman sekarang yang bebas dan tidak memiliki aturan. Sehingga mereka dapat bertindak dengan sesuka hatinya tanpa memperdulikan sekelilingnya yang mungkin saja menggangu orang lain dan membuat orang lain tersinggung.
Memang saat ini pembelajaran kepribadian di tingkat sekolah mulai berkurang. Mereka tidak diajari cara menghadapi tantangan hidup dengan baik. Hanya pelajaran formal yang diutamakan sehingga moral generasi sekarang ini semakin jatuh dan melakukan segala sesuatu tidak dipikir dengan matang. Akibatnya, banyak kejadian yang melanggar norma-norma kehidupan. Mulai dari bunuh diri, hamil di luar nikah, pembunuhan dan masih banyak lagi.    
Bila semua ini terus terjadi, tidaklah mungkin bila suatu saat nanti negara ini akan hancur. Karena, generasi muda yang kelak menjadi pemimpin bangsa ini memiliki moral yang buruk. Untuk itu kita sebagai generasi muda yang memiliki pendidikan harus bersikap yang baik sesuai dengan aturan kehidupan yang ada.
Faktor-Faktor yang menyebabkan jatuhnya moral anak
§  Penyebab utama yang paling menentukan terwujudnya moral anak bangsa yang baik adalah dari orang tua. Banyak orang tua yang tidak peduli kepada anak-anak nya atau tidak berperilaku adil kepada anak-anak nya. Orang tua terkadang lebih mengekang anaknya agar menjadi sesuai dengan apa yang diinginkannya.
§  Penyebab kedua yang berpengaruh adalah pentingnya pendidikan, baik disekolah maupun dimana yang tidak baik adalah timbulnya ketidakadilan kepada pendidik. Contohnya, guru yang memberikan pertanyaan hanya kepada orang yang pintar saja sedangkan orang yang kurang pintar tidak diperhatikan sama-sekali. Ini bisa membuat si kurang pintar menjadi iri dan tertekan karena si pendidik itu tidak adil terhadap orang yang masih kurang pintar. Apabila anak dididik tidak baik maka menjadi tidak baik begitu sebaliknya.
         
§  Penyebab ketiga adalah  perkembangan teknologi yang sangat cepat. Teknologi yang semakin modern, memungkinkan penggunanya untuk dapat mengakses informasi dengan sangat cepat. Sebut saja ada video mesum terbaru yang beredar di sebuah daerah di jawa. Maka dengan bantuan internet, video tersebut dapat tersebar luas dengan hitungan menit kesemua daerah di seluruh nusantara ini dengan bantuan internet.Dan  juga facebook sebuah media komunikasi yang memiliki banyak dampak bagi pelajar dan anak bangsa seperti:
§  Membuat seseorang menjadi autis
2. Kurangnya sosialisasi dengan lingkungan
3. Menghamburkan uang
4. Mengganggu kesehatan
5. Berkurangnya waktu belajar
6. Kurangnya perhatian untuk keluarga
7. Tersebarnya data pribadi
8. Mudah menemukan sesuatu berbau pornografi dan sex
9. Rawan terjadinya perselisihan
10. Awas penipuan..!

§  Penyebab ke empat adalah semakin berkurang nilai nilai pendidikan moral disetiap jenjang pendidikan formal. Mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Pendidikan cenderung diarahkan kepada pencapaian kemampuan kognitif siswa saja.

§  Penyebab ke lima adalah pola kolektivitas (paguyuban) dalam masyarakat yang semakin mengerut akibat proses mondernisasi dan globalisasi. Artinya nilai-nlai sosial dalam kehidupan bermasyarakat telah berganti dengan semangat indiviualisme sehingga memperlemah kontrol sosial dalam masyarakat tersebut sehingga penyimpangan mulai marak dan tinggi intensitasnya.

Oleh karena itu,Pendidikan sangat penting untuk mewujudkan moral anak bangsa yang baik, dimana kita mengajarkan untuk menaati hukum,berperilaku baik, tidak berkata kasar, tidak asal-asalan, memilah-milah budaya, dan lain sebagainya. Dan ini yang harus di tanamkan pada setiap anak bangsa, tidak hanya dilihat dan dimengerti tetapi harus dilakukan.

Masalah  yang sangat menjatuhkan moral anak  bangsa
      “Moral’’ ialah kesopanan /adab,adat istiadat,adap sopan, dan tata krama.Jadi dalam memahami moral dapat di golongkan 3 hal yang mendasar dalam hubungan tata hubungan pertemanan, persahabatan, dan pergaulan yaitu
v  *Perasaan Halus
v  *Kesederhanaan, (tidak dibuat-buat. )
v  *Kebersihan Jiwa ( Niat Baik, i’tikad baik,Ikhlas)
       Generasi remaja sekarang dihadapkan kepada problem – problem besar kehidupan dari akibat pola perteman, persahabatan dan pergaulanya bahkan cenderungnya mengarahkan mereka pada pola kehidupan yang selau berupaya menghindari kesukaran, mencari, dan memproduksi kemudahan-kemudahan dengan tawaran pemusahan hasrat,keinginan nafsu.para remaja harus mengetahui benar bahwa mereka sekarang dihadapkan pada era post-struktualis dan post modernis yang dicirikan sebagai berikut :
v  *Tidak ada kebenaran
v  *Tidak ada seseatu yang mutlak, dan ada hanyalah kerelatifanya.
v  *Tidak boleh terlalu mudah untuk mengklaim mana yang benar maupun yang salah ,   Karena persolan yang baik maupun yang salah adalah persoalan pandang saja dan Yang menjadi ukuran yang baik dan buruknya adalah manusia , bukan tuhan dan jin atau setan.
        Mereka dipaksa secara efektif untuk mejeng dan nongkrong – nongkrong di mall atau di cafe-cafe, pergi melancong rame-rame ,bolos sekolah, tak mau tahu persoalan orang tua, tidak sukak membaca buku dll.akibatya generasi yang tanpa punya rasa malu , hilang sopan santun ,lebih mementingkan kesenangan sesaat, padahal hidup masih panjang dan tantangan hidup makin kompleks ,moral rusak aklhak bejat,membiarkan diri tergodai, dan kesucian terdistorsi.
Mari kita renungkan wahai para pelajar yang pada saat ini merupakan amanah yang paling utama yaitu malaksanakan kewajiban mengabdi kepada umat dan bangsa. Dari kitalah terlebih dahululah kita melakukan perubahan baik dari segi tingkah laku maupun yang lainya, agar pelajar di era globaslisasi ini masih taat kepada sang Khalik yang telah menciptakanya. dan tetap mejalankan amanah yang istiqamah dalam perentahnya.
Cara yang digunakan untuk untuk memperbaiki moral
Ada 5 cara yang harus dilakukan oleh apara remaja maupun para pemuda yaitu :
1.      Mari kita meningkatkan kualitas diri,yakni bagaimana cara kita untuk mencitrakan diri sebagai seorang pelajar :berupaya terus  menguatkan iman dan kepercayaan masing-masing
2.      Menjadi cerdas dan bijak dalam menghadapi problem-problem besar
3.      Memperbaiki system pendidkan yang ada diindonesia agar menjadi system pendidikan yang lebih baik lagi
4.      Memperbaiki keagamaan para remaja Indonesia dengan cara banyak melakukan kegiatan keagamaan.
5.      Menyaring setiap budaya yang akan masuk kedalam kehidupan para remaja.
       

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
       Pada dasarnya dari pokok materi yang telah kita ambil tersebut kita dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
a.       Pentingnya peranan orang tua dalam hal mengikuti perkembangan kemajuan dan juga perkembangan keinginan anak tersebut.
b.      Tetap menjaga pergaulan anak ,agar anak tersebut tidak bergaul terhadap orang-orang yang salah.
c.       Dapat mengajarkan seks dini dan tetap dalam batas kewajaran terhadap anak terlebih kepada anak yang sedang meranjak dewasa.
d.      Jadi banyak sebab yang menyebabkan generasi muda sekarang mengalami dekadensi moral dan penanggulangannya adalah dengan membentuk sistem keluarga yang kuat, membangun karakter building dan pengokohan ajaran moral atau ajaran agama.